Pikiran Rakyat adalah sebuah surat kabar yang diterbitkan di Bandung, Jawa Barat. Surat kabar ini didirikan pada 24 Maret 1966. Surat kabar ini dibesarkan oleh Atang Ruswita, wartawan senior. Pikiran Rakyat memiliki slogan Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat
Sejarah
Pada Bulan Januari 1966,
di Kota Bandung terdapat sejumlah wartawan yang kehilangan pekerjaan,
akibat Koran milik Bandung N.V. bernama Pikiran Rakyat berhenti terbit.
Koran yang pertama kali terbit pada 30 Mei 1950
ini harus berhenti karena terlambat memenuhi ketentuan yang
mengharuskan setiap Koran untuk berafiliasi dengan salah satu kekuatan
politik atau memilih bergabung dengan Koran yang ditentukan Departemen
Penerangan. Atas dorongan Panglima Kodam (Pangdam) Siliwangi Ibrahim
Adjie pada waktu itu, wartawan-wartawan tadi yang diwakili Sakti
Alamsyah dan Atang Ruswita menerbitkan Koran Angkatan Bersenjata edisi
Jawa Barat yang berfaliasi dengan Harian Umum angkatan bersenjata yang
terbit di Jakarta dengan surat izin terbit (SIT) No. 021/SK/DPHM/SIT/1966. Nomor perdana yang terbit pada 24 Maret 1966
ini bertepatan dengan peringatan ke-20 peristiwa heroik Bandung Lautan
Api. Namun belum genap setahun Koran ini terbit, Menteri Penerangan
mencabut kembali peraturannya tentang keharusan berafiliasi. Pangdam
Siliwangi pun serta merta melepas sepenuhnya ketergantungan Koran ini
dengan Kodam. Seiring dengan keputusan ini pulalah, terhitung 24 Maret 1967,
Harian Angkatan Bersenjata edisi Jawa Barat berganti nama menjadi
Harian Umum Pikiran Rakyat juga dikenal dengan singkatan PR hingga saat
ini. Enam tahun pertama sejak masa kelahirannya, bisa dikatakan
merupakan masa-masa penuh keprihatinan. Kantor maupun peralatan cetak
dan tulis bukanlah milik Pikiran Rakyat. Pada masa ini, oplah Pikiran
Rakyat pun tak pernah lebih dari 200.000 eksemplar per harinya. Namun
berkat kegigihan dan keuletan yang didasari jiwa idealisme para perintis
saat itu, Pikiran Rakyat secara pasti terus mendapat tempat di hati
pembacanya. Pada 9 April 1973,
bentuk badan hukumnya diubah dari yayasan menjadi perseroan terbatas
dengan nama PT Pikiran Rakyat Bandung. Menyusul perubahan status
perusahaan, Pikiran Rakyat pun segera menata diri. Nilai-nilai idealisme
dan etika jurnalistiknya dipadukan dengan manajemen bisnis layaknya
sebuah perusahaan modern. Pada awal tahun 1974,
Pikiran Rakyat mencatat peristiwa penting. Untuk pertama kalinya
perusahaan berhasil melengkapi diri dengan percetakan offset yang dibeli
dari fasilitas PMDN dan bantuan BRI. Mesin cetak ini mampu mencetak
koran sebanyak 25.000 eksemplar per jam. Sejak tahun itu pulalah Pikiran
Rakyat terus melesat bak meteor mampu menembus dan tinggal landas
menuju kepada perwujudan cita-cita yang maju dan berkembang baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Pikiran Rakyat kemudian dapat merambah
keseluruh pelosok Jawa Barat dan memantapkan diri sebagai korannya orang
Jawa Barat, sekaligus yang terbesar di provinsi ini. Padahal
sebelumnya, dalam kurun waktu 1967-1973, Koran-koran berskala nasional
terbitan Jakarta yang mendominasi peredaran Koran Jawa Barat. Antara
tahun 1975-1986 Pikiran Rakyat sempat beredar ke seluruh pelosok
nusantara, jadilah pikiran Rakyat Koran nasional yang terbit di daerah.
Pikiran Rakyat sempat beredar sampai ke Kuala Lumpur, Malaysia dan Brunei Darussalam. Pada tahun 1986
Pikiran Rakyat kembali menjadi Koran regional berbasis provinsi (Jawa
Barat), walaupun sebagian tirasnya beredar di luar Jawa Barat seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan beberapa provinsi lainnya. Pada perkembangan selanjutnya, lembaga
ini menjadi identik milik warga Jawa Barat. Dari aspek bisnis pun
terjadi pertumbuhan yang signifikan. Dari rahimnya kemudian lahir PT
Granesia, perusahaan percetakan dan penerbitan yang tak hanya mencetak
Pikiran Rakyat, lalu secara berturut-turut Mitra Bisnis (semula bernama
mitra Desa), tabloid berbahasa Sunda Galura dan surat kabar Mitra Dialog
yang berkedudukan di Cirebon. Lalu, pada tahun 1999, sejalan dengan
asas otonomi daerah tingkat dua, Pikiran Rakyat pun menangkap peluang
yang muncul. Karena itulah kemudian men-take over Harian Umum Galamedia
dari PT Surya Persindo Grup sebagai koran Greater Bandung, Pakuan yang
terbit di Bogor, Priangan di Tasikmalaya, dan Fajar Banten di Serang.
Perusahaan pun kemudian menangani radio Parahyangan yang kemudian
berganti nama hingga saat ini menjadi Radio Terkemuka di Jawa Barat
PRFM. Harian Umum Pikiran Rakyat yang diterbitkan oleh PT. Pikiran
Rakyat Bandung dengan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) No.
035/SK. MENPEN/SIUPP/A.7/1986 tanggal 11 Februari
1986 dan dicetak pada PT Granesia Bandung ini, pada hari-hari tertentu
secara periodik terdapat Suplemen Gelora (tentang olahraga), Khazanah
(tentang budaya), Binangkit (tentang kewanitaan) dan Cakrawala (tentang
iptek).
Penghargaan
2011, Harian Umum Pikiran Rakyat menerima penghargaan dari Founder
& President of Mark Plus Inc., Hermawan Kartajaya berupa Indonesia
Most Favorite Youth Brand 2011 kategori media cetak yang diberikan
Marketeers Award dari Mark Plus.
Grup Pikiran Rakyat
- Galamedia, beredar di Bandung, Cimahi, Soreang, Lembang
- Kabar Cirebon, beredar di Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan
- Kabar Banten, beredar di Cianjur, Sukabumi, Bogor dan seluruh Banten
- Kabar Priangan, beredar di Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar
- Galura
Ingin pasang Iklan di Koran Pikiran Rakyat?? silahkan hub : 081398782222 / (021) 98092266
Tidak ada komentar:
Posting Komentar