Bisnis
Indonesia adalah suratkabar harian dengan
segmentasi pemberitaan bisnis dan ekonomi berbahasa Indonesia yang diterbitkan
di Jakarta, Indonesia, sejak 14 Desember 1985. Bisnis Indonesia diterbitkan
oleh PT Jurnalindo Aksara Grafika (PT JAG) yang merupakan kongsi bisnis empat
pengusaha Sukamdani Sahid Gitosardjono (Sahid Group), Ciputra (Ciputra Group),
Anthony Salim (Salim Group), dan Eric Samola. Pemimpin Redaksi saat ini adalah
Arief Budisusilo yang menggantikan Ahmad Djauhar sejak 2009, dengan Wakil
Pemred Y. Bayu Widagdo, yang menggantikan Linda Tangdialla sejak 2012. Setelah
tidak bertugas sebagai Pemred, Ahmad Djauhar menjabat sebagai Wakil Pemimpin Umum
dengan tetap sebagai Direktur Pemberitaan Bisnis Indonesia, sedangkan Linda
Tangdialla kini memimpin portal berita Kabar24.com selaku pemimpin redaksi.
Kabar24.com merupakan unit baru dalam kelompok media Bisnis Indonesia.
Awalnya,
koran Bisnis Indonesia berkantor di bekas bengkel reparasi mesin jahit Singer. Koran yang fokus pada berita bisnis, ekonomi, dan umum ini meroket
berkat booming yang melanda lantai Bursa Efek Jakarta pada tahun 1987 dan
akibat maraknya industri perbankan sebagai hasil penerapan kebijakan Paket
Oktober (Pakto) 1988.
Pertumbuhan
yang baik tersebut membuat koran ini mampu membangun gedung sendiri dan kantor
pun pindah ke Wisma Bisnis Indonesia (WBI). Namun kemacetan luar biasa di lokasi tersebut
dan perhitungan bisnis pada masa depan membuat koran ini kembali pindah ke
wilayah Segitiga Emas Sudirman.
Sejak
pada tanggal 1 Januari 2005 kegiatan operasional Bisnis Indonesia berpusat di
Lantai 5-8 dari Wisma Bisnis Indonesia (WBI). Saat ini, Bisnis Indonesia memiliki kantor perwakilan di sejumlah kota
di Indonesia yakni di Medan, Pekanbaru, Batam, Palembang, Bandung, Semarang,
Solo, Surabaya, Denpasar, Balikpapan dan Makassar.
Sebagai
lembaga pemberitaan, Bisnis Indonesia juga menjadi pemasok tetap beberapa
lembaga pemberitaan internasional seperti NewsNet Asia (yang menerjemahkan
berita Bisnis ke dalam bahasa Jepang, Factiva (usaha patungan Dow Jones dan
Reuters), dan ISI Emerging Markets (dari kelompok usaha Euromoney Institutional
Investor Group Co.), Xinhua (kantor berita China), dan Bloomberg (kantor berita
berbasis di New York, AS).
Anak
penerbitan
Pada
tahun 1992, koran ini melahirkan majalah berita ekonomi (MBE) berbahasa
Inggris, Indonesia Business Weekly (IBW) yang kemudian ditutup.
Pada
tanggal 19 September 1997, di bawah payung PT Aksara Solo Pos, lahir Harian
Umum Solo Pos yang hanya dalam tempo satu tahun bisa mencapai titik impas. Pada
ulang tahunnya yang ke-8, Solo Pos yang berkantor di Griya Solo Pos, Jalan
Adisucipto Nomor. 190 dari kelurahan Karangasem, kecamatan Laweyan, kota Solo,
provinsi Jawa Tengah, itu sudah menjadi kelompok usaha tersendiri dengan
membawahi unit usaha percetakan koran PT Solo Grafika Utama, Radio Solo Pos
103.00 FM dan Tabloid Olah Raga Arena.
Tiga
tahun berikutnya, tepatnya pada tanggal 17 April 2000, melalui PT Aksara Warta
Mandarin, lahir harian berbahasa Mandarin Indonesia Shang Bao. Namun, karena
satu dan lain hal, terutama masalah teknis, dua tahun kemudian sebagian besar
kepemilikan saham ini beralih ke mitra usaha Sjamsul Nursalim dari kelompok
Gajah Tunggal.
Tak lama
berselang, Bisnis Indonesia kembali melahirkan koran komunitas Monitor Depok
yang kini menjadi kebanggaan warga Depok dan sekitarnya, Tabloid Tren Digital
yang mengupas seluk-beluk peranti digital, dengan penonjolan topik bahasan
telepon seluler, serta Tabloid Bisnis Uang yang merupakan panduan bagi individu
maupun keluarga dalam perencanaan keuangan.
Pada
tanggal 20 Mei 2009, Bisnis Indonesia meluncurkan lagi koran baru Harian Jogja
yang tampil dengan format, corak, maupun pendekatan yang sama sekali baru,
untuk melayani kebutuhan informasi warga di wilayah daerah Istimewa Yogyakarta
dan sekitarnya. Ciri pokok yang melandasi koran baru, oleh warga DIY lebih
dikenal sebagai Harjo itu adalah pada perwajahan yang segar dan ceria serta
modern. Sedangkan dari sisi konten juga lebih menonjolkan ciri jurnalisme
partisipatif konstruktif, bukan sekadar memberitakan content, melainkan dengan
context. Dengan demikian, warga Jogja, yang dalam waktu relatif singkat cukup
mengenalnya itu, memperoleh wawasan baru, pemahaman baru atas sebuah informasi
publik yang sedang terjadi. Warga DIY dan sekitarnya memberi nama panggilan
akrab Pakdhe Harjo, tapi ada pula yang memanggil Mbah Harjo, Kang Harjo, dan
banyak lagi atribusi yang pada intinya menyatakan keakraban mereka kepada koran
bersemboyan: Berbudaya. Membangun Kemandirian itu.
Perubahan
tampilan
Sejak 14
Agustus 2002, ada yang berubah dari penampilan harian ini. Jumlah halaman
diperbanyak, diterbitkan menjadi tiga bagian/seksi.
Seksi
pertama berisi masalah makro ekonomi, perdagangan, jasa, dan bisnis
menengah-kecil. Seksi kedua mengulas seputar pergerakan pasar modal, bisnis
keuangan, dan perdagangan komoditas. Sementara bagian ketiga membahas
perkembangan bisnis teknologi informasi, manufaktur, agribisnis, dan berbagai
informasi bisnis dari sektor riil.
Tampilan
ini kembali berubah pada 1 Agustus 2005. Selain format koran makin compact,
dicantumkan pula nama reporter penulis berita beserta alamat email si penulis berita.
Pencantuman identitas secara lebih gamblang ini menandai semangat keterbukaan
di kalangan pelaku pers di negeri ini. Bahkan, pencatuman e-mail ini merupakan
yang pertama di Indonesia. Terobosan ini menyebabkan interaksi antara penulis
berita dan pembaca semakin meningkat.
Profil pembaca Bisnis Indonesia
92,4% Pelanggan
78,7% Berjenis kelamin pria
79,4% Dalam usia produktif (25-44 tahun)
67,5% Berpendidikan tinggi (54%
berpendidikan Sarjana dan 13,5% Pasca Sarjana)
51,9% Kalangan pengambil keputusan
78,0% Bekerja di perusahaan swasta dan
ritel
Edisi elektronik
Bisnis
Indonesia juga dapat diakses secara online di www.bisnis.com dengan layanan
format digital edisi cetak, breaking news serta analisis mendalam dan data
bisnis. Selain itu, bagi pembaca setia Bisnis yang sedang menempuh perjalanan
ke berbagai kota besar seluruh dunia, harian ini juga dapat diperoleh di
Satellite Newspaper Kiosk yang dapat dijumpai di bandara maupun hotel-hotel
ternama, serta dapat berlangganan koran dalam format e-paper.
Situs
bisnis.com diluncurkan pertama kali pada September 1996 dengan hanya menyajikan
format digital dari konten edisi cetak Harian Bisnis Indonesia. Kala itu,
layanan tersebut semata-mata untuk melayani para pelanggan Bisnis yang berada
di luar jangkauan edisi cetak, termasuk mereka yang berada di seluruh planet
Bumi ini. Selain itu, situs tersebut juga disertai beberapa fitur yang tidak
ditemukan dalam edisi cetak, misalnya pusat akses data yang ketika itu diberi
nama Pusat Informasi Bisnis Indonesia (PIBI) yang kemudian berubah menjadi
Pusat Data dan Analisis Bisnis (PDAB) dan kini bernama Bisnis Indonesia
Intelligence Unit atau BIIU.
Seiring
dengan kian berkembangnya kelompok usaha yang memiliki visi sebagai penyedia
informasi berbasis multimedia, Bisnis Indonesia Group pun mengembangkan sayap
usaha dengan membentuk tiga perusahaan baru pada awal 2012 yakni PT Bisnis
Indonesia Konsultama yang menjadi rumah bagi BIIU, PT Bisnis Indonesia
Sibertama yang bergerak dalam bidang solusi teknologi informasi terpadu, serta
PT Bisnis Indonesia Gagaskreasitama yang mewadahi aktivitas usaha kreatif Book
Publishing dan Event Organizer. Dalam kelompok usaha Bisnis Indonesia Group
bernaung tiga perusahaan percetakan yakni PT Aksara Grafika Pratama
(Pulogadung, Jakarta), PT Solo Grafika Utama (Solo, Jateng), dan PT Aksara
Grafika Surabaya (Sidoarjo, Jatim). Selain itu juga terdapat tiga perusahaan
penyiaran radio yakni Solo Pos FM (PT Radio Solopos Audio Musik), Star FM Jogja
(PT PT Radio Suara Istana), dan Radio Bisnis Indonesia Jakarta.
Ingin pasang Iklan di Koran Bisnis Indonesia?? silahkan hub : 081398782222 / (021) 98092266
Tidak ada komentar:
Posting Komentar